Setahun Seto di Sekolah Alam
Herry Wardhani
Seto (kiri), saat tampil bersama teman sekelasnya
dalam acara Indonesian Cultures di SA
18 Agustu 2005
Setahun sudah Seto di Sekolah Alam. Teringat lagi peristiwa setahun lalu, saat Seto harus pindah karena guru di sekolah lama tak sanggup menanganinya. Hari itu hari Selasa, azan Ashar berkumandang, dengan satu keyakinan Allah pasti memberi jalan, ... dari sekolah lama saya langsung mampir ke Sekolah Alam.
Alhamdulillah saya diterima pak Nurkholis,katanya ada tempat di kelas 2. Saya cerita bahwa setahun terakhir ini Seto belajar di dua kelas,6 bulan di kelas 1 dan 6 bulan di kelas 3. Saya perlihatkan juga beberapa contoh hasil EHB kelas 3. Pak Nurkholis usul untuk dicoba sit in di kelas 3, sambil diobservasi. Alhamdulillah Seto diterima di kelas 3, tapi harus didampingi Shadow Teacher (guru pendamping). Shadow Teacher-nya harus laki-laki karena fisik Seto cukup besar untuk anak seusianya.
Kami semua - saya, Qbay, Wahyu, bu Rifa/pak Artin(terapis) - berusaha mencarikan shadow. Satu bulan berlalu shadow belum didapat,Pak Nurkholis bilang kenapa tak pakai shadow yang lama saja. Masalahnya Wahyu, shadow yang lama, masih berkerja di beberapa tempat lain dan tak bisa full-time di SA. Namun setelah Istikharoh dan dengan kerelaan Qbay, masuklah Wahyu ke SA.
Wahyu dan Mbak Herry
Open House SA, April 2005
Minggu-minggu pertama Seto di SA berangkatnya diantar, selama sekolah ditunggui Mak Ate dan didampingi Wahyu. Alhamdulillah Seto dapat guru kelas yang hebat Bu Diah & Pak Abdulrachman.
3 bulan berlalu walaupun ada saja hal yang negatif yang dilakukan seto, tapi semua bisa diatasi. Setiap hari saya melihat mukjizat, kemajuan demi kemajuan tampak jelas. Saat tes, hasil matematikanya 100% benar, Bu Diah ingin yakin bahwa itu memang hasil kerja Seto sendiri maka Wahyu diminta untuk tidak mendampingi. Tes ulang tetap benar semua. Kemudian Pak Abdul coba sekali lagi hasilnya pun sama.
Sekali lagi cobaan datang, Wahyu cuti nikah seminggu. Sementara mak Atek sakit, sehingga tak bisa menunggui Seto di sekolah. Tapi rupanya Allah punya rencana lain : setelah itu Seto lebih percaya diri, mak tak boleh ikut dan menungguinya lagi di sekolah.
Suatu saat ada tugas, Seto harus melakukan presentasi tentang Rusia di depan teman-temannya. Saya siapkan sekedarnya, karena saya tak yakin apakah Seto bisa. Bu Diah tetap ingin mencoba, dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Ternyata Seto mampu. Alhamdulillah.
Setahun sudah Seto di Sekolah Alam,banyak sekali kemajuan yang saya rasakan : Saat ini Seto diantar hanya sampai pintu gerbang dan saya harus cepat pergi meninggalkannya. Hasil rapornya pun memuaskan. Semuanya ini adalah hasil kerja keras dari guru-gurunya (Bu diah, Pak Abdul , Bu Fatimah , Bu Nur, Ms Mimi) dan guru-guru yang lain yang juga punya peran yang besar, serta teman-teman lainnya di SA. Pengertian para orangtua anak SA, juga besar artinya bagi perkembangan Seto. Dan untuk itu semua saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dan bersyukur pada-Nya.
Perkembangan dan kemajuan pesat pada diri Seto, tentunya dikarenakan anak-anak di Sekolah Alam merupakan lingkungan yang baik. Dan hal ini tidak akan terjadi tanpa bimbingan dari Guru-guru Sekolah Alam yang hebat.
Bersama teman-teman sekelas menampilkan budaya KalBar
Indonesian Cultures, 18 Agustus 2005
Indonesian Cultures, 18 Agustus 2005
Terus terang saat pertama saya jejakkan kaki di SA, saya tak tahu apa-apa tentang SA. Allah-lah yang menuntun saya kesini. Ternyata setelah 1 (satu) tahun saya sadari bahwa guru-guru di Sekolah Alam adalah guru-guru yang penuh dedikasi, penuh kreativitas... guru-guru yang tak pernah mundur menghadapi tantangan, dan senantiasa mendidik anak dengan kasih sayang. Saya bersyukur Allah telah menuntun saya ke Sekolah Alam. Alhamdulillah.
Seto (kaus merah, celana biru tua)
bersama teman-teman kelompok OTFA-nya
menerima penghargaan setelah OTFA 2005
bersama teman-teman kelompok OTFA-nya
menerima penghargaan setelah OTFA 2005
Seto Radityo. Lahir sebagai anak ke dua pada saat ibunya berusia 40 tahun. Beda usia dengan kakaknya 14 tahun. Seto menderita kelainan perkembangan yang oleh para ahli disebut sindroma asperger (salah satu jenis autisme ringan). Seto mengalami gangguan komunikasi. Dia tahu apa yang kita bicarakan, tapi mengalami kesulitan untuk mengekspresikan dirinya. Kemampuan kognitifnya sendiri sangat baik , dan memorinya sangat kuat. Saat ini berkat bantuan terapisnya ( wicara + okupasi) + guru2 + Shadow + teman + lingkungan di sekolahnya Seto sudah mampu untuk bertanya, memberitahukan sesuatu, serta mengekspresikan marah maupun perasaan senangnya.
Cerita ini aku terima melalui e-mail
dari mbak Herry beberapa hari lalu.
Bu dokter ini dalam beberapa kesempatan
sering menceritakan kemajuan dan perkembangan pesat
yang terlihat pada anaknya, sejak bergabung di Sekolah Alam.
Cerita-ceritanya mengingatkan aku pada
tulisan para orang tua murid SA yang aku kumpulkan
untuk buku Sekolah Impian dua tahun lalu.
Aku pun memintanya untuk menulis cerita tentang Seto.
Beliau memenuhi janjinya, dan dengan seizin beliau
cerita ini saya posting di sini.
2 comments:
hehehe... mata masih suka berkaca-kaca aja, kalo baca cerita sa :)
inilah yang paling aku suka dari sekolah ini... concern sama hal2 yang ga semua sekolah punya...
Post a Comment