July 24, 2005

Cerita Kunjungan dari UK

Alhamdulillah,
ternyata bule-bule (dan pakle'2 ) dari Inggris pun
terpesona dengan Sekolah Alam.
Padahal kondisi fisik Sekolah Alam
saat mereka berkunjung sedang tidak begitu indah...
becek, beberapa saung sudah perlu direnovasi,
dan greenlab pun sedang nggak sehijau biasanya ...

Menyaksikan anak-anak SA muhadhoroh



Berikut adalah beberapa catatan Bunda Yalti,
yang mendampingi Jim Harrison,
Senior Advisor of School Improvement
& Advisory Service Hertfordshire County Council
saat meninjau Sekolah Alam pada tanggal 29-30 Maret 2005.


Bunda Yalti & Jim Harrison


Dari hasil pengamatannya sendiri dan laporan dari ke-empat guru Inggris yang datang ke Sekolah Alam, Jim berkomentar:

"Everywhere I look, I see the spirit in all the teacher's eyes.."

Selanjutnya dia bertanya "How do you keep that spirit ? " ... dia langsung terpana agak lama ketika saya menjawab : sama sekali bukan sesuatu yangterkait dengan masalah finansial, tetapi kesamaan idealisme dan adanya dukungan komunitas yang tinggi... khususnya dari para orang tua murid.

Tentang manajemen sekolah beliau mempertanyakan bagaimana bisa seorang head teacher (principal) mampu menjalankan tugasnya dengan baik ketika pada saat yang bersamaan harus juga merangkap sebagai guru kelas ... saya jelaskan bahwa, Kepala Sekolah di Sekolah Alam dibantu sepenuhnya oleh semua guru yang tergabung dalam Teachers Council (Syuro Guru) sehingga beban itu jadi terbagi secara merata. Dia bertanya tentang bagaimana proses pengambilan keputusannya apakah top-down? .. Saya jelaskan bahwa di Syuro Guru keputusan diambil secara kolegial bersama.. dan dia langsung mengapresiasi bahwa hal itu adalah sangat ideal dan demokratis ..

Tentang kualitas pembelajaran di SA mereka (terutama Jim) sangat salut melihat kemampuan para guru untuk membentuk sikap mau mendengar dan menghargai pendapat serta presentasi orang lain, hal itu mereka lihat pada saat muhadhoroh. Jim berkata bahkan di Inggris sekarang hal itu adalah hal yang dirasakan "missing" dalam proses pembelajaran mereka, akibatnya anak-anak di Inggris sekarang menjadi terlalu individualistic dan cenderung tidak perduli pada orang lain.

Mereka sangat kagum pada anak-anak SA yang sangat ekspresif dan (dalam isitilah mereka) "full of happy faces" selama di sekolah. Menurut Jim lagi, pihak otoritas pendidikan di Inggris saat ini mulai khawatir karena dirasakan anak-anak disana kurang "Happy" selama di sekolah karena "must always in-line in everything"... Menurut dia sistem pendidikan seperti di SA, yang mengedepankan kebebasan berekspresi dan kegembiraan ini mirip dengan model yang ada di Denmark saat ini, dan sekarang Inggris sedang mencoba untuk meniru model tersebut.


Observasi & diskusi di kelas





Saat observasi di kelas, dia pun terkagum-kagum. Dia tidak menyangka bahwa anak-anak yang berisik, saat gurunya bicara ternyata tetap menyimak. Terbukti mereka dapat melaksanakan apa yang ditugaskan gurunya dengan baik dan sesuai instruksi yang diberikan. Di Inggris, sulit sekali untuk membuat guru benar-benar didengar. Guru yang berbicara di depan murid-muridnya yang duduk tertib dan diam, belum tentu didengar.

Satu hal yang secara khusus dia apresiasi adalah saat dia menyaksikan bagaimana pak Yudha mengajarkan sejarah perjuangan (National History) sambil menanam jagung, Pak Yudha mengajarkan tentang bagaimana jaman perjuangan dahulu jagung adalah satu-satunya bahan makanan para pejuang karena mudah, murah dan cepat di panen dll.. dll .. komentar Jim :

" That's a very creative way to teach history.."



Pak Yudha, Bunda Yalti, Jim Harrison,
dan Pak Radith dari BC


Sebelum naik kendaraan untuk pulang beliau mengatakan bahwa pada awalnya mind-set mereka adalah untuk melakukan sharing kompetensi mereka pada sekolah di Indonesia, tetapi di SA mereka malah merasa banyak mendapat pelajaran dari para guru SA. Jim juga mengatakan selama kunjungannya dia sudah melihat banyak sekolah unggulan di seluruh Indonesia, baru di SA dia merasa banyak mendapat hal baru yang mendasar dan baik untuk menjadi input mereka disana.

Apa yang terjadi selama dua hari ini sungguh membesarkan hati dan menambah keyakinan bahwa kita punya sesuatu yang sangat bernilai dan semakin hari semakin banyak hal yang mengkonfirmasi hal itu. Dan energi yang mewujudkan 'sesuatu' itu menjadi kenyataan adalah keihklasan, idealisme dan ke-istiqomahan dari unsur-unsur yang ada didalamnya... khususnya para guru.



Jane & Jim dirubung anak-anak TK






Andrew menjawab pertanyaan anak-anak kelas 3 Samudera
tentang negaranya


Pak Taufik terlibat diskusi seru dengan Andrew di kelas 1


... diskusi dilanjutkan di halaman



Makan siang bersama,
menunya nasi kuning dan teman-temannya


Bu Dwita & Andrew, Jane & Bunda Yalti
setelah makan siang bersama



Sorenya dilanjutkan dengan sesi "Share & Learn"
antara guru-guru SA dengan guru-guru dari UK



"In our country, people know about Green Education...
they talk about it very well, but they don't really do it ...
that's the different between you and us,
you really do it here", kata Andrew.

Kesan mereka tentang Sekolah Alam


Andrew & Robert sempat nyobain outbound

Foto bareng buat kenang-kenangan,
anak-anak pun nggak mau ketinggalan


Semoga apresiasi dari guru-guru Inggris ...
yang rasanya sih "bukaaaan basa basi..." itu
bisa membantu menyejukkan hati guru-guru Sekolah Alam
yang belakangan ini sedang banyak mendapat ujian dari Allah.
Semoga mereka bisa lulus dari ujian tersebut,
keikhlasan mereka tetap terjaga,
dan semoga mereka bisa tetap istiqomah
memperjuangkan kebaikan-kebaikan di Sekolah Alam.

Dan semoga pula pujian-pujian itu
tetap membuat mereka rendah hati
dan tidak membuat mereka berpuas diri.
Amin.

8 comments:

neenoy said...

http://www.britishcouncil.org/indonesia-development-news-tipd-visit-group2.htm

Hani said...

selalu ada cerita yang membuat saya merasa exciting dengan SA.

ooo...itu pak yudha ya. sampai ketemu di lombok ya pak...hehehe. kata neenoy lutfi nggak bakal ikutan ekspedisi ke lombok ya? kenapa?

tidak ada cobaan yang melebihi kemampuan seseorang dan semoga guru2 sekolah alam mampu melewatinya. semoga sukses selalu!

thanks buat ceritanya ya mbak :)

Akira's Blog said...

Wuah... sekolahnya okey kayaknya. Pengen ke situw sekali2. Apalagi klow Nikki dah gede... ;)

Anonymous said...

Assalaamu 'alaikum Wr Wb

Dh,

Saya sangat tertarik untuk menyekolahkan anak saya di SA Ciganjur.
Mohon informasi mengenai hal2 yang berkaiatan dengan pendaftaran SA (prosedur, syarat, dan biaya).

Infonya mohon dikirim ke mwirawanw@yahoo.com

Terimakasih.

Wassalaamu 'alaikum Wr Wb

-wirawan-

Anonymous said...

aku tertarik dengan sekolah ini

Anonymous said...

hai

Anonymous said...

I would really like to have an English translation to share with my colleagues - I am 'Jane' in the photos!

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.
Saya tertarik ingin bergabung dengan SA Ciganjur sebagai pengajar, apa ada peluang?? bagaimana caranya? Jazakillah mbak Vera.

izzuddien@yahoo.co.id