August 07, 2007

Cerita Kontener Bekas


Keterbatasan dana pembangunan
(kayu mahal banget sekarang euy...),
plus kebutuhan ruang tertutup dan ber-ac untuk lab komputer,
plus terinspirasi sekolah gerbong kereta-nya Totto Chan,
plus semangat Sekolah Alam untuk selalu memanfaatkan barang bekas...
jadilah lima kontener bekas pengangkut flammable liquid dari Jepang
didatangkan ke Kampus SA Rawakopi pada 7Juli 2007 tengah malam hingga subuh.



Yang ikut nungguin proses delivery
dari jam 11 malam hingga subuh ...

dari kiri ke kanan:
Pak Jofi sang arsitek/ortu,
Pak Abdul -guru kelas 8/Wakil Ket. Yayasan,
Pak Firdaus - admin SA
Pak Yoga - Ketua Yayasan/ortu
Pak Romy - Wakil Bendahara Yayasan/ortu


Pembangunannya seperti biasa mengerahkan komunitas
Pak Jofi - abinya Rara yang membuat gambarnya,
dan Pak Nanang-Bu Endang ortu Dini sebagai kontraktornya.

Pasukan malam-subuh...
Pak Firdaus, Pak Yoga, Pak Abdul, Pak Romy,
plus pasangan ortu yang kontraktor Pak Nanang-Bu Endang
... Project Manager-nya yang motret :)

Ide penggunaan kontener bekas ini sudah muncul sejak 4 tahun lalu,
saat Komunitas SA sedang merancang Sekolah Lanjutan.
Bahkan pernah ada ide untuk menggunakan bus tingkat...


Di Kampus SA Ciganjur sendiri inisiatif menggunakan kontener bekas ini
sudah dimulai lebih dulu oleh Pak Bangir, ayah Ghani
dibantu beberapa ortu berlatarbelakang IT,
untuk lab komputer dan hotspot yang memungkinkan
para siswa & guru menikmati internet gratis.






Proses peletakkan 2 kontener atas yang cukup menguji kesabaran :)
... makan waktu dari pagi sampai menjelang maghrib

Bu Endang ikut naik forklift ... bisa senyum lebar lagi
setelah sebelumnya sempat tegang karena forklift-nya bocor
saat plat baja yang jadi pijakan nyangkut di bagian mesin.

Untuk yang di Kampus Rawakopi,
selain untuk ruang komputer dan multimedia,
bangunan 2 tingkat ini juga akan jadi ruang guru,
lengkap dengan dapur dan kamar kecil-nya,
plus ruang P3K/UKS, dan ruang peminatan.


Serba bekas ... Besi-baja bekas, kusen jendela bekas
rencananya lantai bakal dibuat mosaik dari pecahan keramik sisa

Lantai atas yang terbuka bisa jadi ruang serbaguna
untuk rapat guru, maupun untuk sholat berjamaah.
Satu kontener lagi yang disisipkan di balik pohon rambutan
akan digunakan untuk rumah penjaga sekolah dan resource room.


Moga-moga dalam seminggu (pertengahan Agustus) ini
sudah bisa digunakan.

Satu lagi hasil kerja komunitas Sekolah Alam...
satu bukti lagi bahwa keterlibatan komunitas
membuat segalanya jadi mungkin.
Alhamdulillahirobbil'alamin.


Foto-foto lainnya bisa dilihat di sini