Baru dicetak 300 eksemplar dan laris-manis...
Buku ini diproses cepat, hanya dalam waktu lebih kurang sebulan mulai dari pengumpulan cerita, penyuntingan, sampai pencetakan. Bermula dari sebuah ide untuk membuat buku dalam rangka 5 tahun Sekolah Alam yang akan dibagikan saat Open House Oktober 2003. Rencana awalnya sederhana saja, hanya perlu tulisan dari penggagas awal Sekolah Alam dan 1-2 tulisan dari orang tua. Tapi aku yang saat itu ditugasi menyusun buku tersebut merasa sayang kalau cuma begitu. Karena aku tau banget, banyak sekali cerita menarik dari teman-teman sesama orang tua yang aku dengar sehari-hari saat duduk-duduk di saung tunggu sambil menunggui anak yang sedang belajar.
Akhirnya aku menulis surat mengajak para ortu untuk mengirimkan tulisan tentang SA plus gambar dan puisi karya anak-anaknya. Dan dalam waktu singkat terkumpul puluhan tulisan, bahkan ada seorang Bapak yang mengirimnya jauh-jauh dari Ujung Pandang lewat e-mail. Teknologi memang memudahkan :)
Semua tulisan yang masuk menarik-menarik, bahkan menurutku tak kalah menariknya dengan cerita-cerita di Chicken Soup. Beberapa di antaranya bahkan membuat mataku berkaca-kaca saat membacanya. Yang jelas semua tulisan itu membuatku betah duduk sampai pagi di depan komputer saat menyusunnya menjadi sebuah buku sampai siap dibawa ke percetakan.
Untuk desain cover-nya aku minta bantuan Banu - seorang Art Director temanku semasa masih di advertising dulu - yang mengerjakannya secara kilat dalam waktu semalam, karena memang cuma aku kasih waktu semalam. Thanks ya, Nu... Sedang ilustrasi di cover depan yang menggambarkan suasana anak-anak SA yang lagi ber-outbound-ria adalah karya Afran salah satu siswa SA yang dikirim oleh ortunya. Sebelum naik cetak, karena aku sendiri baru kali ini berurusan dengan sunting-menyunting, aku minta bantuan Pak Teguh Iman Perdana... yang penulis buku 'Ngefriend sama Islam' itu lho!
Waktu mau cetak, sempat bikin stress juga lho... Soalnya sebuah percetakan kecil di Rawamangun yang direkomendasikan seorang teman karena katanya bisa cetak cepat dan lumayan rapi, mau terima order sedikit dan lumayan murah, ternyata nggak punya Publisher :( Kali ini teknologi terasa menyusahkan... soalnya jadi terpaksa bolak-balik Depok-Rawamangun just to make sure the book can meet the deadline... Saat buku sudah naik cetak, Kata Pengantar dari Pak Anis Matta baru aku terima via e-mail. Akhirnya Kata Pengantar tersebut dicetak juga sebagai sisipan.
Buku ini terjual habis dalam waktu singkat, dan keuntungannya dibagikan kepada anak-anak yang karyanya dimuat ... supaya anak-anak belajar bahwa dengan berkarya mereka bisa menghasilkan sesuatu, dan diharap bisa memacu mereka untuk terus berkarya lebih baik lagi. Insya Allah, dengan bantuan orang tua dari salah satu murid pindahan yang baru masuk SA tahun ini, September 2004 ini buku ini akan di-publish untuk umum.
... beberapa tulisan dari buku ini bisa dinikmati di sini.
6 comments:
Hai mb Vera, bukunya masih bisa saya beli nggak ya ? Sangat-sangat tertarik nih dg sekolah alam (saya sudah survey lapangan kesana Kamis kemarin...). Terima kasih ya...
Mbak Mirna, mohon maaf bukunya sudah lama habis... dan rencana mem-publishnya krn satu dan lain hal sampai saat ini belum bisa terlaksana. Kamis kemarinke SA-nya jam brp? Sayang nggak ketemu ya... padahal saya ada di sklh hari itu.
saya juga pengen sekali baca bukunya. pasti bagus banget! jadi inget Totto Chan. kalo boleh tau, konsep sekolah ini inspirasinya dateng dari mana?. trus, gimana menurut mbak, peluang untuk daerah lain mendirikan sekolah semacam ini?.
Regards,
Rosi Maulina
Joogja
Assalamualaikum
Salam kenal Mbak Vera, saya baca di bukunya kalo SA sdh ada di surabaya? minta tolong ditanyain ke SA Ciganjur dong, alamatnya surabaya dimana? jazakillah khoir
Wassalamualaikum
Assalamualaikum,
Mbak Vera tolong info alamat & telp sekolah alam yang di surabaya dong. Boleh saya publish di blog saya kan?
Btw, ciganjur mahal juga spp nya ya :))
Wassalamualaikum
Assalamualaikum............
gak nyangka ternyata ada sekolah kayak gini....... seandainya sekolah ini ada dari zaman kami,mungkin gak perlu ada luka psikologi yang kami alami dari bangku sekolah yang dulu ya... tapi senang deh akhirnya ada yang mulai...
Post a Comment