August 04, 2004

Cerita Sepatu Boot


Rafi dan teman-teman PG A sedang piknik
di Taman Anggrek TMII
lengkap dengan warna-warni sepatu boot ...

Jika Anda punya waktu, main-mainlah ke Sekolah Alam Ciganjur. Tapi jangan kaget, kalau Anda tidak menemukan anak-anak berseragam merah-putih, biru-putih, batik, kotak-kotak, apalagi yang berdasi di situ. Anda akan melihat anak-anak dalam pakaian bermain sehari-hari. Anak laki-laki umumnya bercelana panjang dan T-shirt, sementara anak perempuannya berbusana muslimah.

Untuk masalah seragam ini prinsip Sekolah Alam tercermin dalam sepotong kalimat yang tertera dalam salah satu brosurnya:

"Di Sekolah Alam, keseragaman bukan terletak pada apa yang dikenakan, tapi pada akhlak dan perilaku."

Sekolah Alam memang tidak menerapkan aturan berseragam seperti sekolah pada umumnya. Bukan dengan niat tampil beda, tapi lebih karena alasan praktis. Aktivitas belajar dan bermain mereka yang lebih banyak dilakukan di alam bebas, membuat pakaian mereka cepat kotor. Kadang-kadang bahkan amat sangat kotor, sampe nggak jelas lagi apa warna aslinya. Kalo pakai seragam putih, dijamin nggak sampe sebulan warnanya bisa jadi coklat!
Bukan krem, tapi coklat!

Satu-satunya keseragaman yang bisa dilihat dari apa yang dikenakan anak-anak Sekolah Alam adalah sepatu boot. Itupun tidak diniatkan sebagai seragam, tapi lebih untuk alasan keamanan, kemudahan, dan kepraktisan. Karena dengan sepatu boot kaki anak lebih terlindung, mudah dibuka-copot, dan kalau kotor lebih mudah dicuci. Yang jelas anak-anak Sekolah Alam sangat bangga dengan sepatu boot-nya! Bahkan seorang anak pernah berkata:
"Aku senang di Sekolah Alam karena nggak pake sepatu,
tapi pake but..."


rak sepatu di sekolah


sepatu boot anak SA memenuhi rak sepatu sebuah mesjid di Senayan


Saat ikut lomba Paduan Suara, yang lain pake rompi dan dasi... anak SA tetap dalam keberagamannya : jeans dan kemeja kotak-kotak warna-warni lengkap dengan sepatu bootnya.

No comments: