March 12, 2008

Cerita Seleksi Lagi : Ketua Yayasan Penasaran


Ternyata Cerita Seleksi harus ada sequelnya nih...
Pagi ini, saya dapat imel dari Pak Iwan yang bikin website Sekolah Alam
dan otomatis harus jaga gawang di situs itu,
di sela-sela kesibukan kerjanya.
Isi e-mailnya menceritakan kejadian behind the scene seleksi di SA
yang bikin saya mesem-mesem... sekaligus terharu,
dan makin cinta dengan sekolah anak saya ini.
Atas saran Pak Iwan, cerita ini saya posting di sini
untuk melengkapi Cerita Seleksi dan Cerita Antri
yang saya posting sebelumnya.
Tulisan di bawah ini saya copy paste langsung dari e-mail beliau.

Suatu pagi, saya ditelepon Pak Yoga.
"Pak, pengumumannya kok
belum ada di website ya?" tanya beliau.
"Oh iya Pak. Sebentar ini
saya lagi rapikan file yang dari panitia," jawab saya.
"Iya nih, soalnya saya kan juga lagi daftarin anak saya,
si Aufa. Pingin tahu lolos apa nggak, " lanjutnya.

Telepon kemudian ditutup.
Dalam hati saya mikir, lah Pak Yoga
belum tahu hasilnya?
Hebat nih guru-guru, gak bocor infonya.

Saya memang mendapat sedikit kendala ketika harus
mengumumkan hasil seleksi berkas.
Simple, tapi sering terjadi
pada banyak orang akhir-akhir ini.
File dari panitia dalam format Office 2007,
plus ada yang Microsoft Publisher.
Berhubung program di komputer saya masih jadul,
jadi terpaksa download converter dulu.
Yang dalam MS Publisher saya minta Bu Myra
untuk menuliskan ulang teksnya.
Malamnya Bu Myra bahkan mengirim SMS ke saya
yang berisi teks pengumuman itu :)
karena komputer beliau kemudian ngadat.
Perlu dicatat bahwa Bu Myra
mengirimkan email itu dari rumah
dan relatif sudah larut malam.
Luar biasa.

Setelah sukses konversi file
dan merapikan supaya agak rapi
kalau ditayangkan di website,
pengumuman saya upload.
Sambil menunggu proses saya lihat nama Aufa,
anaknya Pak Yoga, ada di nomor urut 7.
Hehehe. Untung PG, jadi kuotanya banyak.
Apa kata dunia kalau
Ketua Yayasan anaknya gak bisa masuk SA :)

Poinnya adalah betapa teguh
panitia PSB memegang amanah
untuk menyeleksi dan mengumumkannya
hanya pada waktu yang telah ditentukan,
lewat medium yang telah disepakati.
Betapa teguh juga Ketua Yayasan
untuk tidak "mengintervensi" panitia,
walau sekedar bertanya anaknya ada dalam daftar nggak.

Kalau kata Mario Teguh, hanya ada dua kata: Luar Biasa.

Iwan
Saya lantas teringat percakapan dengan Pak Abdul Rahman
(Gurunya kelasnya Luthfi sekarang
- yang oleh teman-temannya sesama guru dipanggil Habib -
yang bertugas di Penerimaan Siswa Baru tahun ini
yang juga Wakil Ketua Yayasan Alamku,
anggota Komisi Kontribusi dan Konversi d/h Komisi Subsidi Silang,
dan juga orangtua murid karena putrinya murid SA juga),
waktu saya nanya:
"Pak, saya dengar ada orangtua lama yang gak lolos?"
"Ada Bu, beberapa bahkan gak lolos di seleksi berkas,
soalnya track record-nya kurang ok...
Untuk ortu lama kita memang melihat track record,
walaupun isian formulirnya bagus kalau track record-nya gak bagus
poinnya bisa jadi minus.
Kalo yang track record-nya bagus malah langsung dapat plus poin.
Kayak Pak Yoga, kalo isian di formulirnya sih standar aja ...
tapi karena track record-nya bagus poinnya langsung melejit!"
Subhanallah...
Adapun yang dimaksud track record oleh Pak Abdul
terkait dengan kerja jamaah yang saya uraikan di Cerita Seleksi.
Baik kerja jamaah dengan guru yang mendidik anak-anaknya,
maupun seberapa besar kepedulian dan keterlibatannya
dalam pengelolaan sekolah.
Sedikit bocoran buat temen-temen ortu di SA yang berencana
daftarin anak tahun depan...
kalo pernah jadi Dewan Kelas poinnya plus tuh!
Buat yang belum pernah...
masih ada kesempatan di pemilihan DK awal Tahun Ajaran Baru nanti :)

Hmm... foto apa yang cocok buat posting ini ya?
Rasanya saya pernah motret Pak Yoga yang Ketua Yayasan
lagi ngepel/mengeringkan genangan air di pelataran mesjid deh...
saya cari dulu deh, nanti kalo ketemu saya pajang di sini.

No comments: