April 16, 2006

Cerita Hijau

Believe it or not.


Hamparan kehijauan yang menyejukkan mata dan hati ini
bukan di Cibodas, bukan di Kebun Raya Bogor,
bukan juga di lapangan Golf Rancamaya...
melainkan salah satu sudut di pekarangan Sekolah Alam.
Kehijauan ini diwujudkan bersama
oleh komunitas Sekolah Alam sejak pertengahan 2001
di atas lahan sewaan seluas 7200m2.





Dan... believe it or not.
Lahan yang terletak persis di depan Kelurahan Ciganjur ini
pada mulanya adalah tanah rawa yang dipenuhi sampah!








Ada yang bilang, tempat ini serasa bukan di Jakarta.
Ada yang bilang Sekolah Alam lebih terlihat
seperti Taman Mini daripada sekolah.
Ada juga yang bilang suasana di Sekolah Alam
seperti suasana saung Sunda.

Dan ada yang bilang Sekolah Alam bagai sekeping surga,
terutama kala memandang wajah-wajah surgawi,
yang senantiasa penuh senyum, ceria dan bersahabat.








Kadang terbersit rasa iri, melihat asiknya anak-anak
belajar di hamparan karpet hijau yang lembut,
di keteduhan rerimbun pohon, dan di sejuknya semilir angin.







Bandingkan dengan suasana belajar
di ruang kelas berdinding tembok seluas 7 x 8 m (?)
dengan satu pintu dan beberapa jendela kecil,
serta jejeran meja kursi menghadap ke papan tulis.
Tak heran banyak yang merasa terpenjara di kelas,
dan bunyi bel sekolah terdengar bagai musik pembebasan.

Di sekolah yang tak pernah terdengar bunyi bel ini,
yang jam sekolahnya dari pukul 07.30 - 16.00 ini,
banyak anak yang masih ingin tetap di sekolah
dan susah diajak pulang, walau hari sudah sore.







Empang, sudut lain Sekolah Alam







Masjid Al-'alam tempat anak-anak sholat dan iqro'


Anak-anak bermain 'blind trust' (?)
dari tempat wudhu ke mesjid











Berkumpul di halaman
di hari pertama sekolah setelah libur panjang,
yang selalu membuat mereka rindu kembali ke sekolah.




5 comments:

Tika said...

Subhannallah....kapan ya bisa ada di malang...

Veranita Dwiputri said...

abu rayhan has left a new comment on your post "Cerita Hijau":

wahhhh ... mantab boss .. tapi kok masih belum keliatan hi tech nya ?? komputerisasinya mana nih :) biar anak 2x gak gaptek juga :)


ABu Rayhan, maaf comment-nya tidak sengaja ter-delete. Ini saya copy-paste dari notification yang saya terima. Kalau tidak merepotkan tolong di-post lagi...

Veranita Dwiputri said...

Ummu Iffah, jika Allah berkehendak... semuanya mungkin. Tinggal usahanya yang di Malang nih :) Pertama, caritanah yang cukup luas, kalau bisa tanah wakaf lebih baik. Trus, cari investor dan calon ortu yang mau terlibat aktif bersama-sama mengembangkan sekolah ini. Insya Allah...

Anonymous said...

Mbak, nama saya Dwitra Zaky. Saya bekerja di organisasi yg namanya Asia Relief www.asiarelief.org . Pusatnya di Washington DC, USA .Saya dan teman-teman ingin membangun sekolah untuk anak-anak pemulung di Bantar Gebang, Bekasi. Sepertinya konsep SA cocok ya untuk mereka juga. Tolong kontak saya di dwitrazaky@yahoo.com atau www.dwitrazaky.multiply.com . Nggak dalam waktu cepat sih, tapi sekitar awal-awal tahun depan.

wassalam, Dwitra Zaky

Anonymous said...

Mbak vera, masih inget saya? Dulu saya pernah mau buat skripsi tentang SA tapi nggak jadi (kenangan buruk kok diungkit2 ya? :D). Subhanallah SA jadi makin keren deh sekarang, makin homy. Dulu waktu saya masih sering ke sana masjidnya belum jadi, sekarang sudah. Tolong doakan semoga beberapa tahun ke depan kami bisa menyekolahkan radya di SA (sekarang radya sudah 8 bulan). Salam untuk Luthfi & Rafi.